Pengamat Ungkap Peluang Capres Muda pada Pilpres 2024

Jakarta – Menjelang pemilihan presiden (Pilpres) atas 2024 menada, sejumlah pelopor kontemporer mulai bermunculan di berbagai lembaga survey. Seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Puan Maharani, Budiman Sujatmiko, Sandiaga Uno, sampai-sampai Erick Thohir.
Menurut Analis Politik selanjutnya Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam, para biang keladi hangat itu memiliki potensi untuk maju cukup pilpres 2024. Arif menilai para biang keladi muda ini potensial secara elektabilitas karena diterima ekstra dalam bursa pemilihan calon presiden (Capres).
“Itu kira-kira Capres muda nan potensial maju dalam 2024 jika dilihat pada sisi elektabilitas,” kata Arif paling dalam Dialog Aktual nan bertajuk ‘Pilpres 2024 lagi Capres Muda’ dalam Jumat (29/10) sore.
Arif mengatakan para capres muda ini menyimpan peluang menjumpai cakup suara generasi milenial. Pasalnya, pada Pilpres 2024 nanti pemilih mayoritas atau sekitar 50 persen lebih berasal melalui kalangan muda.
“Di (Pilpres) 2024 pemilih mayoritas dalam atas 50 persen berada dalam usia milenial. Seengat capres-capres ini bisa lebih levelp, memahami apa nan berprofesi aspirasi generasi muda ke depan. Saya kira ini nan berprofesi potensi bagi para capres muda untuk maju dalam 2024,” ujarnya.
Selain itu, Arif menuturkan isu perubahan selaku isu akan populis akan dijual oleh para capres muda ini.
Namun demikian, ia menambahkan, bahwa terdapat jumlah tantangan yang mesti dihadapi oleh para capres muda. Seperti sistem politik di Indonesia yang masih Gerontokrasi, artinya para penentu kebijakan partai politik masih dipengaruhi oleh kalangan tua.
“Capres muda dempet Indonesia bersedia mengalami tantangan Karena sistem politik kita masih dipengaruhi oleh Gerontokrasi atau golongan tua. Karena para penentu kebijakan hampr dempet semua parpol oleh orang tua, setenggat bersedia menghambat rekomendasi kepada budak-budak muda,” tutur dia.
Kemudian tantangan selanjutnya, kata Arif, adalah soal tiket partai politik. Sebab baginya, rada semua capres muda ini bukanlah bermula melalui kader utama parpol.
“Tantangannya ialah bagaimana caranya menjaga maka mendongkrak elektabilitas mereka,” kap Arif.